Thursday, March 13, 2014

Panduan Liturgi sederhana untuk Minggu Palma

HARI MINGGU PALMA
MENGENANG SENGSARA TUHAN

            Pada hari ini Gereja mengenangkan peristiwa Kristus Tuhan memasuki Kota Yerusalem untuk menggenapi misteri Paskah-Nya.

I. MEMPERINGATI YESUS MASUK YERUSALEM

PERSIAPAN PERARAKAN (CARA I)
(Dalam Buku Misa disediakan dau bentuk yang lain, yang dapat dipakai bila prosesi tidak dapat dilaksanakan karena aneka alasan, tetapi jangan dipakai karena memilih kemudahan)[1]
Pada jam yang ditentukan umat beriman berhimpun di kapel atau tempat yang layak di luar gedung gereja yang menjadi tujuan perarakan. Umat memegang daun palma atau ranting dedaunan.
Imam dan Diakon, dengan mengenakan busana liturgi berwarna merah, didampingi para pelayan yang lain, menuju umat berkumpul. Sebagai ganti kasula, Imam dapat mengenakan pluviale, setelah perarakan selesai, pluviale ditanggalkan dan diganti kasula.
Sementara itu dilagukan Hosanna Putra Daud (PS. 491) atau nyanyian lain yang sesuai.

TANDA SALIB

KATA PENGANTAR

PEMBERKATAN PALMA
Sambil merentangkan tangan, Imam mengucapkan doa pemberkatan palma. Lalu, imam memerciki daun palma dengan air suci tanpa mengucapkan apa-apa.

BACAAN INJIL
Kemudian Diakon, atau kalau tidak ada, Imam sendiri memaklumkan Injil yang mengisahkan Tuhan memasuki Kota Yerusalem, menurut satu dari keempat Injil. Kitab Injil dapat didupai.

HOMILI SINGKAT

AJAKAN UNTUK MEMULAI PERARAKAN

PERARAKAN
Seperti biasa perarakan mulai bergerak menuju gereja tempat misa akan dirayakan. Jika dipakai dupa, seorang pelayan dupa berjalan paling depan sampai mengayun-ayunkan pedupaan yang berasap; menyusul seorang pelayan pembawa salib yang dihias dengan daum palma, diapit oleh dua pelayan yang membawa lilin bernyala. Menyusul Diakon yang membawa Envangeliarium, Imam dan para pelayan yang lain, dan akhirnya seluruh umat, yang bergerak sambil melambai-lambaikan daun palma.
Sementara perarakan berlangsung, dilagukan nyanyian-nyanyian yang sesuai untuk menghormati Raja Kristus. Ketika perarakan memasuki gereja, dilagukan lagu-lagu yang menuturkan Tuhan memasuki kota suci.
Setelah tiba di altar, Imam menghormati altar dan mendupainya. Lalu Imam pergi ke tempat duduk, menanggalkan pluviale dan mengenakan kasula. Dengan menghilangkan bagian-bagian ritus pembuka misa, termasuk Kyrie, Imam langsung mengucapkan doa pembuka. Kemudian misa dilanjutkan seperti biasa.

DOA PEMBUKA

II. LITURGI SABDA
Untuk perayaan Ekaristi hari ini disediakan 3 bacaan. Sangat dianjurkan agar ketiga-tiganya dibacakan, kecuali ada alasan pastoral menyarankan lain. Mengingat pentingnya Kisah Sengsara Tuhan, Imam, sesudah mempertimbangkan situasi jemaat, dapat mengambil salah satu dari kedua bacaan sebelum Injil, atau bahkan hanya mengambil Kisah Sengsara Tuhan, kalau terpaksa boleh yang singkat. Tetapi semua ini hanya boleh dilakukan dalam misa bersama umat.

BACAAN PERTAMA 

MAZMUR TANGGAPAN 

BACAAN KEDUA 

BAIT PENGANTAR INJIL

BACAAN INJIL – KISAH SENGSARA TUHAN
Kisah sengsara dibacakan tanpa lilin dan pendupaan, tanpa salam dan tanpa tanda salib pada buku. Kisah ini dibacakan oleh Diakon atau, kalau tidak ada, imam sendiri. Secara tradisional, dianjurkan untuk membacakannya atau menyanyikannya oleh tiga orang. Dalam hal ini peran Kristus dikhususkan bagi Imam. Sebelum membawakan Kisah Sengsara, Diakon mohon berkat Imam seperti biasa sebelum Injil, tetapi pembaca awam tidak perlu.[2]

HOMILI
Setelah pembacaan kisah sengsara harus diadakan homili.[3]

SYAHADAT

DOA UMAT

III.LITURGI EKARISTI (seperti biasa)

IV. RITUS PENUTUP

No comments:

Post a Comment