HARI MINGGU PALMA
MENGENANG SENGSARA TUHAN
Pada
hari ini Gereja mengenangkan peristiwa Kristus Tuhan memasuki Kota Yerusalem
untuk menggenapi misteri Paskah-Nya.
I. MEMPERINGATI
YESUS MASUK YERUSALEM
PERSIAPAN PERARAKAN (CARA I)
(Dalam Buku Misa
disediakan dau bentuk yang lain, yang dapat dipakai bila prosesi tidak dapat
dilaksanakan karena aneka alasan, tetapi jangan dipakai karena memilih
kemudahan)[1]
Pada jam yang
ditentukan umat beriman berhimpun di kapel atau tempat yang layak di luar
gedung gereja yang menjadi tujuan perarakan. Umat memegang daun palma atau
ranting dedaunan.
Imam dan Diakon,
dengan mengenakan busana liturgi berwarna merah, didampingi para pelayan yang
lain, menuju umat berkumpul. Sebagai ganti kasula, Imam dapat mengenakan
pluviale, setelah perarakan selesai, pluviale ditanggalkan dan diganti kasula.
Sementara itu
dilagukan Hosanna Putra Daud (PS. 491) atau nyanyian lain yang sesuai.
TANDA SALIB
KATA PENGANTAR
PEMBERKATAN PALMA
Sambil merentangkan
tangan, Imam mengucapkan doa pemberkatan palma. Lalu, imam memerciki daun palma
dengan air suci tanpa mengucapkan apa-apa.
BACAAN INJIL
Kemudian Diakon, atau
kalau tidak ada, Imam sendiri memaklumkan Injil yang mengisahkan Tuhan memasuki
Kota Yerusalem, menurut satu dari keempat Injil. Kitab Injil dapat didupai.
HOMILI SINGKAT
AJAKAN UNTUK MEMULAI PERARAKAN
PERARAKAN
Seperti biasa
perarakan mulai bergerak menuju gereja tempat misa akan dirayakan. Jika dipakai
dupa, seorang pelayan dupa berjalan paling depan sampai mengayun-ayunkan
pedupaan yang berasap; menyusul seorang pelayan pembawa salib yang dihias
dengan daum palma, diapit oleh dua pelayan yang membawa lilin bernyala.
Menyusul Diakon yang membawa Envangeliarium, Imam dan para pelayan yang lain,
dan akhirnya seluruh umat, yang bergerak sambil melambai-lambaikan daun palma.
Sementara perarakan
berlangsung, dilagukan nyanyian-nyanyian yang sesuai untuk menghormati Raja
Kristus. Ketika perarakan memasuki gereja, dilagukan lagu-lagu yang menuturkan
Tuhan memasuki kota suci.
Setelah tiba di altar,
Imam menghormati altar dan mendupainya. Lalu Imam pergi ke tempat duduk, menanggalkan
pluviale dan mengenakan kasula. Dengan menghilangkan bagian-bagian ritus
pembuka misa, termasuk Kyrie, Imam langsung mengucapkan doa pembuka. Kemudian
misa dilanjutkan seperti biasa.
DOA PEMBUKA
II. LITURGI SABDA
Untuk perayaan
Ekaristi hari ini disediakan 3 bacaan. Sangat dianjurkan agar ketiga-tiganya
dibacakan, kecuali ada alasan pastoral menyarankan lain. Mengingat pentingnya
Kisah Sengsara Tuhan, Imam, sesudah mempertimbangkan situasi jemaat, dapat
mengambil salah satu dari kedua bacaan sebelum Injil, atau bahkan hanya
mengambil Kisah Sengsara Tuhan, kalau terpaksa boleh yang singkat. Tetapi semua
ini hanya boleh dilakukan dalam misa bersama umat.
BACAAN PERTAMA
MAZMUR TANGGAPAN
BACAAN
KEDUA
BAIT PENGANTAR INJIL
BACAAN INJIL – KISAH SENGSARA TUHAN
Kisah sengsara
dibacakan tanpa lilin dan pendupaan, tanpa salam dan tanpa tanda salib pada
buku. Kisah ini dibacakan oleh Diakon atau, kalau tidak ada, imam sendiri.
Secara tradisional, dianjurkan untuk membacakannya atau menyanyikannya oleh tiga
orang. Dalam hal ini peran Kristus dikhususkan bagi Imam. Sebelum membawakan
Kisah Sengsara, Diakon mohon berkat Imam seperti biasa sebelum Injil, tetapi
pembaca awam tidak perlu.[2]
HOMILI
Setelah pembacaan
kisah sengsara harus diadakan homili.[3]
SYAHADAT
DOA UMAT
III.LITURGI EKARISTI
(seperti biasa)
IV. RITUS PENUTUP
No comments:
Post a Comment