Thursday, March 13, 2014

Panduan Liturgi sederhana untuk Malam Paskah

MALAM PASKAH
TIRAKATAN KEBANGKITAN TUHAN

PERSIAPAN
Seluruh perayaan Vigili Paskah harus diangsungkan pada malam hari sedemikian sehingga tidak dimuai sebelum matahari terbenam dan selesai sebelum fajar Hari Minggu. Misa Vigili, kendati dirayakan sebelum tengah malam, adalah Misa Paskah Kebangkitan Tuhan. Siapa saja yang sudah mengambil bagian dalam Misa malam, ia boleh menerima komuni lagi pada Misa siang. Perayaan Vigili Paskah menggantikan Ibadat Bacaan. Seperti biasa Diakon mendampingi Imam. Jika tidak ada Diakon, tugas-tugasnya diambil alih oleh Imam yang memimpin perayaan, kecuali hal-hal yang dicatat di bawah ini.
Imam dan Diakon mengenakan pakaian berwarna putih seperti perayaan Misa. Bagi seluruh umat yang merayakan Vigili hendaknya disediakan lilin-lilin. Seturut teladan Injil (Luk 12:35-37) umat beriman dengan membawa lilin menantikan Tuhan bila Ia kembali. Sementara itu lampu-lampu dalam Gereja dipadamkan.

I. PEMBERKATAN API DAN PERSIAPAN LILIN PASKAH
Pada tempat yang memadai di luar gereja, disediakan api unggun. Umat berkumpul di sekitar api unggun itu, lalu Imam bersama para petugas berarak menuju ke api unggun. Seorang di antaranya membawa lilin Paskah. Salib dan lilin-lilin lain tidak dibawa serta.

TANDA SALIB DAN SALAM

PENGANTAR

PEMBERKATAN API
Sesudah doa pemberkatan api baru, seorang petugas membawa lilin Paskah ke hadapan Imam. Lalu imam menggurat dan menancapkan lima biji dupa sesuai dengan yang ada pada teks. Lalu imam menyalakan Lilin Paskah dengan api baru.

PERARAKAN
Sesudah lilin Paskah dinyalakan kembali, seorang petugas mengambil bara dari api baru dan memasukannya ke dalam stribul (wiruk), dan dengan cara biasa Imam mengisi dupa ke dalamnya. Diakon/petugas khusus membawa lilin Paskah itu lalu memulai perarakan. Pembawa stribul yang mengayun-ayunkan stribul berasap berjalan di depan Diakon/petugas khusus yang membawa lilin paskah itu. Lalu menyusullah Imam, para petugas lain, dan umat, semua membawa lilin.
Pada pintu gereja, Diakon/Imam berdiri sambil mengangkat lilin dan bernyanyi “Cahaya Kristus”/”Kristus Cahaya Dunia”. Lalu, Imam menyalakan lilinnya dari nyala lilin Paskah.
Lalu, Diakon berjalan maju ke tengah gereja, berdiri sambil mengangkatlilin dan bernyanyi “Cahaya Kristus”/”Kristus Cahaya Dunia”.
Sesampai di depan Altar, Diakon menghadap umat dan sambil mengangkat lilin ia bernyanyi “Cahaya Kristus”/”Kristus Cahaya Dunia”. Semua orang (dengan dibantu putra-putri altar) menyalakan lilin dari nyala lilin Paskah, lalu perarakan berjalan maju.
Lalu Diakon menempatkan lilin Paskah di kaki lilin yang disediakan di sisi mimbar atau di tengah pelataran imam.
Kini semua lampu dalam gereja dinyalakan, kecuali lilin-lilin di altar.

PUJIAN PASKAH
Setelah sampai di altar, Imam menuju tempat duduknya. Ia memberikan lilinnya kepada putra-putri altar, lalu mengisi pedupaan dan memberkatinya seperti pada pembacaan Injil dalam misa. Diakon menghadap Imam dan memohon berkat. Berkat di atas ditiadakan jika yang membawa Pujian Paskah bukan Diakon.
Sesudah mendupai buku misa dan lilin Paskah, Diakon membawakan pujian sambil berdiri pada mimbar/penyandar buku (standar baca), sementara seluruh umat berdiri sambil memegang lilin bernyala.
Jika tidak ada Diakon, Pujian Paskah dapat dibawakan oleh Imam sendiri, atau Imam lain yang ikut konselebrasi. Tetapi, jika dibawakan oleh seorang awam, kata-kata salam khas imam (seperti dalam prefasi) dilewatkan.

II. LITURGI SABDA
Dalam vigili ini, induk dari segala vigili, disediakan sembilan bacaan, yaitu tujuh dari Perjanjian Lama dan dua dari Perjanjian Baru (Epistola dan Injil). Semuanya harus dibawakan apabila dapat dilaksanakan, agar tampak ciri vigili yang memerlukan waktu yang panjang.
Tetapi, bila keadaan pastoral tidak memungkinkan, jumlah bacaan dari Perjanjian Lama dapat dikurangi, namun hendaknya selalu diperhatikan bahwa bacaan Sabda Allah merupakan bagian dasar dari Vigili Paskah. Hendaknya dibawakan sekurang-kurangnya tiga bacaan yang diambil dari Perjanjian Lama, yakni dari Taurat dan Nabi-Nabi dan tiap-tiap mazmur tanggapannya dinyanyikan. Tetapi, bacaan dari Kitab Keluaran 14 dan kidungnya tetap harus dibawakan.
Sesudah lilin dipadamkan, semua duduk. Sebelum bacaan mulai, imam menyampaikan ajakan singkat kepada umat untuk mendengarkan dan merenungkan Sabda Allah dengan tenang.

BACAAN I-VII
Lalu bacaan-bacaan dibawakan. Lektor menuju mimbar dan membawakan bacaan. Kemudian pemazmur atau penyanyi membawakan mazmur dan umat menjawab. Setelah itu, semua berdiri dan Imam berkata, “Marilah berdoa”, dan sesudah diam sejenak, Imam mengucapkan doa.

MADAH KEMULIAAN
Sesudah bacaan terakhir dari Perjanjian Lama bersama mazmur tanggapan dan doanya, lilin-lilin di altar dinyalakan, dan Imam mengangkat madah “Kemuliaan” yang disambung oleh semua orang, dan lonceng-lonceng dibunyikan, menurut kebiasaan setempat. Hendaknya dipilih rumusan lagu yang lengkap.

DOA PEMBUKA

BACAAN EPISTOLA
Sesudah pembacaan epistola, semua berdiri. Tiga kali Imam mengangkat Alleluya, setiap kali dengan nada yang lebih tinggi dan diulangi oleh umat. Jika perlu, pemazmur yang mengangkat Allleluya.
Imam mengisi pedupaan dan memberkatinya seperti biasa. Pembacaan Injil tidak didampingi lilin, hanya pedupaan.

HOMILI
Sesudah Injil disampaikan homili, meskipun singkat.

III. LITURGI BAPTIS
Sesudah Homili dilangsungkan liturgi pembaptisan. Imam bersama para petugas menuju bejana baptis.

LITANI PARA KUDUS
(Jika tidak ada calon baptis dan tidak ada pemberkatan bejana baptis, Litani Para Kudus ditiadakan, langsung diadakan pemberkatan air)
Dalam Litani dapat ditambahkan nama-nama orang kudus, terutama pelindung Gereja, wilayah, dan para calon baptis.

PEMBERKATAN AIR BAPTIS

PEMBAHARUAN JANJI BAPTIS
Sesudah upacara pembaptisan, seluruh umat bersama baptisan baru memperbarui janji baptis sambil berdiri memegang lilin bernyala. Pembaharuan janji baptis ini tidak dilakukan jika sudah dilaksanakan sebelumnya.
Setelah janji penolakan setan dan pembaharuan iman, Imam mereciki umat dengan air suci, sementara itu umat bernyanyi. Para baptisan baru diantar kembali ke tempat duduknya di antara umat.
Seusai perecikan, Imam kembali ke tempat duduk. Syahadat ditiadakan.

DOA UMAT
Dari tempatnya Imam memimpin Doa Umat. Sebaiknya Doa permohonan dilaksanakan mereka yang baru dibaptis sebagai wujud partisipasi pertama mereka mewujudkan imamat kerajaan.[15]

IV. LITURGI EKARISTI

PERSIAPAN PERSEMBAHAN
Sebaiknya persembahan diantar ke altar oleh para baptisan baru; Kalau mereka itu anak-anak, oleh orang tua atau wali baptisnya.

DOA SYUKUR AGUNG

BAPA KAMI
Sebelum elevasi (pengangkatan Tubuh dan Darah Kristus) yang terakhir, Imam memberikan penjelasan singkat kepada para baptisan baru mengenai Komuni Pertama yang akan mereka sambut dan mengenai makna Ekaristi yang sedemikian agung, yang merupakan puncak inisiasi dan pusat seluruh hidup Kristiani.
Para baptisan baru, bersama para wali, para orangtua, pasangan yang katolik, dan para katekis sebaiknya menerima Komunis Suci dalam dua rupa menurut tata cara yang disetujui oleh Uskup setempat.

DOA SESUDAH KOMUNI

V. RITUS PENUTUP

BERKAT MERIAH

No comments:

Post a Comment