MALAM PASKAH
TIRAKATAN KEBANGKITAN TUHAN
PERSIAPAN
Seluruh perayaan
Vigili Paskah harus diangsungkan pada malam hari sedemikian sehingga tidak
dimuai sebelum matahari terbenam dan selesai sebelum fajar Hari Minggu. Misa
Vigili, kendati dirayakan sebelum tengah malam, adalah Misa Paskah Kebangkitan
Tuhan. Siapa saja yang sudah mengambil bagian dalam Misa malam, ia boleh
menerima komuni lagi pada Misa siang. Perayaan Vigili Paskah menggantikan
Ibadat Bacaan. Seperti biasa Diakon mendampingi Imam. Jika tidak ada Diakon,
tugas-tugasnya diambil alih oleh Imam yang memimpin perayaan, kecuali hal-hal
yang dicatat di bawah ini.
Imam dan Diakon
mengenakan pakaian berwarna putih seperti perayaan Misa. Bagi seluruh umat yang
merayakan Vigili hendaknya disediakan lilin-lilin. Seturut teladan Injil (Luk
12:35-37) umat beriman dengan membawa lilin menantikan Tuhan bila Ia kembali.
Sementara itu lampu-lampu dalam Gereja dipadamkan.
I. PEMBERKATAN
API DAN PERSIAPAN LILIN PASKAH
Pada tempat yang
memadai di luar gereja, disediakan api unggun. Umat berkumpul di sekitar api
unggun itu, lalu Imam bersama para petugas berarak menuju ke api unggun.
Seorang di antaranya membawa lilin Paskah. Salib dan lilin-lilin lain tidak
dibawa serta.
TANDA SALIB DAN SALAM
PENGANTAR
PEMBERKATAN API
Sesudah doa
pemberkatan api baru, seorang petugas membawa lilin Paskah ke hadapan Imam.
Lalu imam menggurat dan menancapkan lima biji dupa sesuai dengan yang ada pada
teks. Lalu imam menyalakan Lilin Paskah dengan api baru.
PERARAKAN
Sesudah lilin Paskah
dinyalakan kembali, seorang petugas mengambil bara dari api baru dan
memasukannya ke dalam stribul (wiruk), dan dengan cara biasa Imam mengisi dupa
ke dalamnya. Diakon/petugas khusus membawa lilin Paskah itu lalu memulai
perarakan. Pembawa stribul yang mengayun-ayunkan stribul berasap berjalan di
depan Diakon/petugas khusus yang membawa lilin paskah itu. Lalu menyusullah
Imam, para petugas lain, dan umat, semua membawa lilin.
Pada pintu gereja,
Diakon/Imam berdiri sambil mengangkat lilin dan bernyanyi “Cahaya
Kristus”/”Kristus Cahaya Dunia”. Lalu, Imam menyalakan lilinnya dari nyala
lilin Paskah.
Lalu, Diakon berjalan
maju ke tengah gereja, berdiri sambil mengangkatlilin dan bernyanyi “Cahaya
Kristus”/”Kristus Cahaya Dunia”.
Sesampai di depan
Altar, Diakon menghadap umat dan sambil mengangkat lilin ia bernyanyi “Cahaya
Kristus”/”Kristus Cahaya Dunia”. Semua orang (dengan dibantu putra-putri altar)
menyalakan lilin dari nyala lilin Paskah, lalu perarakan berjalan maju.
Lalu Diakon
menempatkan lilin Paskah di kaki lilin yang disediakan di sisi mimbar atau di
tengah pelataran imam.
Kini semua lampu dalam
gereja dinyalakan, kecuali lilin-lilin di altar.
PUJIAN PASKAH
Setelah sampai di
altar, Imam menuju tempat duduknya. Ia memberikan lilinnya kepada putra-putri
altar, lalu mengisi pedupaan dan memberkatinya seperti pada pembacaan Injil
dalam misa. Diakon menghadap Imam dan memohon berkat. Berkat di atas ditiadakan
jika yang membawa Pujian Paskah bukan Diakon.
Sesudah mendupai buku
misa dan lilin Paskah, Diakon membawakan pujian sambil berdiri pada
mimbar/penyandar buku (standar baca), sementara seluruh umat berdiri sambil
memegang lilin bernyala.
Jika tidak ada Diakon,
Pujian Paskah dapat dibawakan oleh Imam sendiri, atau Imam lain yang ikut
konselebrasi. Tetapi, jika dibawakan oleh seorang awam, kata-kata salam khas
imam (seperti dalam prefasi) dilewatkan.
II. LITURGI SABDA
Dalam vigili ini,
induk dari segala vigili, disediakan sembilan bacaan, yaitu tujuh dari
Perjanjian Lama dan dua dari Perjanjian Baru (Epistola dan Injil). Semuanya
harus dibawakan apabila dapat dilaksanakan, agar tampak ciri vigili yang
memerlukan waktu yang panjang.
Tetapi, bila keadaan
pastoral tidak memungkinkan, jumlah bacaan dari Perjanjian Lama dapat
dikurangi, namun hendaknya selalu diperhatikan bahwa bacaan Sabda Allah
merupakan bagian dasar dari Vigili Paskah. Hendaknya dibawakan
sekurang-kurangnya tiga bacaan yang diambil dari Perjanjian Lama, yakni dari
Taurat dan Nabi-Nabi dan tiap-tiap mazmur tanggapannya dinyanyikan. Tetapi,
bacaan dari Kitab Keluaran 14 dan kidungnya tetap harus dibawakan.
Sesudah lilin
dipadamkan, semua duduk. Sebelum bacaan mulai, imam menyampaikan ajakan singkat
kepada umat untuk mendengarkan dan merenungkan Sabda Allah dengan tenang.
BACAAN I-VII
Lalu bacaan-bacaan
dibawakan. Lektor menuju mimbar dan membawakan bacaan. Kemudian pemazmur atau
penyanyi membawakan mazmur dan umat menjawab. Setelah itu, semua berdiri dan
Imam berkata, “Marilah berdoa”, dan sesudah diam sejenak, Imam mengucapkan doa.
MADAH KEMULIAAN
Sesudah bacaan
terakhir dari Perjanjian Lama bersama mazmur tanggapan dan doanya, lilin-lilin
di altar dinyalakan, dan Imam mengangkat madah “Kemuliaan” yang disambung oleh
semua orang, dan lonceng-lonceng dibunyikan, menurut kebiasaan setempat.
Hendaknya dipilih rumusan lagu yang lengkap.
DOA PEMBUKA
BACAAN EPISTOLA
Sesudah pembacaan
epistola, semua berdiri. Tiga kali Imam mengangkat Alleluya, setiap kali dengan
nada yang lebih tinggi dan diulangi oleh umat. Jika perlu, pemazmur yang
mengangkat Allleluya.
Imam mengisi pedupaan
dan memberkatinya seperti biasa. Pembacaan Injil tidak didampingi lilin, hanya
pedupaan.
HOMILI
Sesudah Injil
disampaikan homili, meskipun singkat.
III. LITURGI
BAPTIS
Sesudah Homili dilangsungkan liturgi
pembaptisan. Imam bersama para petugas menuju bejana baptis.
LITANI PARA KUDUS
(Jika tidak ada calon
baptis dan tidak ada pemberkatan bejana baptis, Litani Para Kudus ditiadakan,
langsung diadakan pemberkatan air)
Dalam Litani dapat
ditambahkan nama-nama orang kudus, terutama pelindung Gereja, wilayah, dan para
calon baptis.
PEMBERKATAN AIR BAPTIS
PEMBAHARUAN JANJI BAPTIS
Sesudah upacara
pembaptisan, seluruh umat bersama baptisan baru memperbarui janji baptis sambil
berdiri memegang lilin bernyala. Pembaharuan janji baptis ini tidak dilakukan
jika sudah dilaksanakan sebelumnya.
Setelah janji
penolakan setan dan pembaharuan iman, Imam mereciki umat dengan air suci,
sementara itu umat bernyanyi. Para baptisan baru diantar kembali ke tempat
duduknya di antara umat.
Seusai perecikan, Imam
kembali ke tempat duduk. Syahadat ditiadakan.
DOA UMAT
Dari tempatnya Imam
memimpin Doa Umat. Sebaiknya Doa permohonan dilaksanakan mereka yang baru
dibaptis sebagai wujud partisipasi pertama mereka mewujudkan imamat kerajaan.[15]
IV. LITURGI
EKARISTI
PERSIAPAN PERSEMBAHAN
Sebaiknya persembahan
diantar ke altar oleh para baptisan baru; Kalau mereka itu anak-anak, oleh
orang tua atau wali baptisnya.
DOA SYUKUR AGUNG
BAPA KAMI
Sebelum elevasi
(pengangkatan Tubuh dan Darah Kristus) yang terakhir, Imam memberikan
penjelasan singkat kepada para baptisan baru mengenai Komuni Pertama yang akan
mereka sambut dan mengenai makna Ekaristi yang sedemikian agung, yang merupakan
puncak inisiasi dan pusat seluruh hidup Kristiani.
Para baptisan baru,
bersama para wali, para orangtua, pasangan yang katolik, dan para katekis
sebaiknya menerima Komunis Suci dalam dua rupa menurut tata cara yang disetujui
oleh Uskup setempat.
DOA SESUDAH KOMUNI
V. RITUS PENUTUP
BERKAT MERIAH